Bongkar Misteri Sosok Bambang Tri Mulyono, Si Penemu Teknologi Antigravitasi

Bagas Setyawan

Siapa sebenarnya Bambang Tri Mulyono? Nama pria asal Sidoarjo, Jawa Timur ini sempat menghebohkan publik pada awal tahun 2000-an. Pasalnya, ia mengklaim telah menemukan teknologi antigravitasi yang ia beri nama "Pesawat Sinar Matahari".

Kabar penemuan Bambang Tri Mulyono ini sontak menjadi sorotan media dan dunia ilmiah. Banyak pihak yang menaruh rasa penasaran dan takjub, sementara yang lain justru bersikap skeptis.

Latar Belakang Bambang Tri Mulyono

Bambang Tri Mulyono lahir pada 5 Maret 1966 di Sidoarjo, Jawa Timur. Lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) ini mengaku memiliki ketertarikan terhadap dunia fisika dan teknologi sejak kecil.

Ketertarikan tersebut mengantarkannya untuk membuat berbagai penemuan, termasuk alat pendeteksi gempa bumi yang ia ciptakan pada tahun 1997. Namun, klaim atas temuan antigravitasi inilah yang paling banyak mendapat perhatian.

Teori Antigravitasi Bambang Tri Mulyono

Dalam teorinya, Bambang Tri Mulyono mengklaim bahwa antigravitasi dapat dihasilkan melalui prinsip fisika yang ia sebut "efek sinar matahari". Menurutnya, sinar matahari mengandung energi gravitasi yang dapat diubah menjadi gaya tolak.

Untuk memanfaatkan energi ini, Bambang merancang sebuah pesawat yang ia beri nama "Pesawat Sinar Matahari". Pesawat ini didesain dengan bentuk unik, menyerupai piring terbang atau UFO, dan ditenagai oleh panel surya yang akan menyerap energi sinar matahari.

Dengan menggabungkan panel surya dan prinsip efek sinar matahari, Bambang meyakini bahwa pesawatnya mampu terbang tanpa bantuan sayap atau mesin jet.

Kontroversi dan Skeptisisme

Klaim Bambang Tri Mulyono tentang teknologi antigravitasi ini mendapat reaksi beragam dari masyarakat. Ada pihak yang percaya dan mendukung penelitiannya, namun tidak sedikit pula yang bersikap skeptis.

Para ilmuwan dan ahli fisika menyatakan keraguan atas teori dan temuan Bambang. Mereka berpendapat bahwa konsep antigravitasi bertentangan dengan hukum fisika yang berlaku saat ini.

Uji Coba Terbang Pesawat Sinar Matahari

Pada tahun 2004, Bambang Tri Mulyono melakukan uji coba terbang Pesawat Sinar Matahari di sebuah lapangan di Sidoarjo. Namun, uji coba tersebut gagal. Pesawat yang telah ditutupi kain putih tersebut tidak mampu terbang dan hanya terangkat beberapa sentimeter dari tanah.

Kegagalan uji coba ini semakin menguatkan skeptisisme masyarakat terhadap teknologi antigravitasi Bambang Tri Mulyono.

Perkembangan Terbaru

Setelah kegagalan uji coba, Bambang Tri Mulyono sempat menghilang dari sorotan publik. Namun, pada tahun 2015, ia kembali muncul dan mengklaim telah melakukan penyempurnaan pada teknologi antigravitasinya.

Hingga saat ini, klaim Bambang Tri Mulyono tentang teknologi antigravitasi masih menjadi perdebatan. Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung teori dan penemuannya, sehingga sebagian besar masyarakat tetap skeptis terhadap kebenaran teknologi tersebut.

Kesimpulan

Bambang Tri Mulyono adalah seorang pria asal Sidoarjo yang mengklaim telah menemukan teknologi antigravitasi. Namun, teorinya dan penemuannya mendapat banyak kritik dan skeptisisme dari kalangan ilmuwan dan masyarakat.

Hingga saat ini, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim Bambang Tri Mulyono. Oleh karena itu, kebenaran teknologi antigravitasinya masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Also Read

Bagikan:

Ads - Before Footer