Kartu XL Tapi Kok Bukan XL? Inilah Alasan di Baliknya

Dimas Mardiansyah

Jakarta – Dalam dunia telekomunikasi Indonesia, nama XL Axiata Tbk. (XL) sudah tidak asing lagi. Namun, belakangan ini muncul pertanyaan yang cukup menggelitik: mengapa kartu XL bukan kartu XL?

Sejarah XL Axiata

Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita telusuri sejarah XL Axiata. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1996 dengan nama PT Excelcomindo Pratama Tbk. Pada saat itu, Excelcomindo menyediakan layanan telekomunikasi seluler berbasis GSM.

Pada tahun 2003, Excelcomindo berganti nama menjadi PT XL Axiata Tbk. sebagai hasil merger dengan perusahaan telekomunikasi Malaysia, Axiata Group Berhad. Sejak saat itu, nama XL Axiata digunakan sebagai brand untuk semua layanan telekomunikasi yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut.

Larangan Menggunakan Frekuensi GSM

Pada tahun 2010, pemerintah Indonesia melarang penggunaan frekuensi GSM pada jaringan 3G dan 4G. Larangan ini mengharuskan semua operator telekomunikasi di Indonesia, termasuk XL Axiata, untuk bermigrasi ke jaringan berbasis teknologi CDMA (Code Division Multiple Access).

Namun, XL Axiata telah banyak berinvestasi pada jaringan GSM-nya. Untuk menyiasati larangan pemerintah, perusahaan ini meluncurkan layanan baru pada tahun 2011 yang disebut XL Axiata 4G LTE (Long Term Evolution).

Konsep Virtual Operator

XL Axiata 4G LTE merupakan layanan yang berbasis jaringan milik Telkomsel. Dengan kata lain, XL Axiata tidak memiliki jaringan 4G-nya sendiri, melainkan menyewa jaringan dari Telkomsel dan menggunakannya untuk menyediakan layanan 4G kepada pelanggannya.

Konsep ini dikenal sebagai virtual operator, di mana operator seluler tidak memiliki infrastruktur jaringannya sendiri, tetapi menyewa jaringan dari operator lain untuk menyediakan layanan kepada pelanggannya.

Bukan XL Jaringan Sendiri

Oleh karena itu, meskipun kartu yang digunakan oleh pelanggan bertuliskan "XL", jaringan yang digunakan untuk menyediakan layanan 4G bukanlah milik XL Axiata sendiri, melainkan milik Telkomsel. Dengan demikian, walaupun kartu bertuliskan XL, layanan yang diterima pelanggan sebenarnya bukan berasal dari jaringan XL, melainkan dari jaringan Telkomsel.

XL Jaringan Sendiri untuk 5G

Situasi ini berubah pada tahun 2021, ketika pemerintah Indonesia mengadakan lelang frekuensi 5G. XL Axiata memenangkan sejumlah blok frekuensi 5G dan berencana untuk membangun jaringannya sendiri untuk menyediakan layanan 5G kepada pelanggannya.

Dengan dibangunnya jaringan 5G sendiri, diharapkan XL Axiata dapat kembali menyediakan layanan telekomunikasi kepada pelanggannya dengan menggunakan jaringan miliknya sendiri, dan kartu XL benar-benar mencerminkan jaringan yang digunakan oleh pelanggan.

Kesimpulan

Jadi, pertanyaan "mengapa kartu XL bukan kartu XL" dapat dijawab dengan konsep virtual operator. Layanan XL 4G LTE tidak menggunakan jaringan milik XL Axiata, melainkan menyewa jaringan dari Telkomsel. Namun, dengan dibangunnya jaringan 5G sendiri oleh XL Axiata, diharapkan ke depannya kartu XL akan benar-benar mencerminkan jaringan yang digunakan oleh pelanggan.

Also Read

Bagikan:

Ads - Before Footer