Jakarta – Lagu "Lir-Ilir" merupakan sebuah lagu rakyat Jawa yang telah lama dikenal dan dicintai oleh masyarakat Indonesia. Uniknya, lagu ini juga menjadi lagu kebangsaan bagi Universitas Trisakti, sebuah perguruan tinggi swasta terkemuka di Jakarta. Lantas, apa alasan di balik penggunaan lagu "Lir-Ilir" sebagai hymne Universitas Trisakti?
Berkaitan dengan Visi dan Misi
Pemilihan lagu "Lir-Ilir" sebagai hymne Universitas Trisakti tidak lepas dari visi dan misi perguruan tinggi tersebut. Dalam liriknya, "Lir-Ilir" mengandung pesan tentang perjuangan, kerja keras, dan kecerdasan. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai dasar yang dianut oleh Universitas Trisakti, yakni:
- Integritas: Mendidik mahasiswa menjadi individu yang jujur, bermoral, dan bertanggung jawab.
- Keunggulan: Memupuk jiwa kompetitif dan semangat mengejar prestasi di bidang akademik dan profesi.
- Keanekaragaman: Menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi toleransi dalam lingkungan kampus.
Sejarah dan Makna Lagu "Lir-Ilir"
Lagu "Lir-Ilir" merupakan salah satu lagu rakyat Jawa yang paling terkenal. Liriknya diciptakan oleh Sunan Kalijaga pada abad ke-16 dan diperkirakan terinspirasi dari kehidupan masyarakat Jawa saat itu.
Dalam bait pertamanya, lagu "Lir-Ilir" bercerita tentang sebuah sungai kecil yang mengalir dari tanjung (bukit). Sungai tersebut digunakan oleh masyarakat untuk mengairi sawah dan ladang mereka. Di sisi lain, bait kedua lagu ini menceritakan tentang si pencipta lagu, Sunan Kalijaga, yang sedang dalam perjalanan dan beristirahat di sebuah gubuk.
Secara keseluruhan, lagu "Lir-Ilir" memiliki makna filosofis yang mendalam. Sungai yang mengalir melambangkan aliran ilmu pengetahuan yang tidak pernah berhenti. Sementara itu, gubuk tempat Sunan Kalijaga beristirahat mewakili tempat untuk belajar dan mencari ilmu.
Momen Penting dalam Sejarah Universitas Trisakti
Penggunaan lagu "Lir-Ilir" sebagai hymne Universitas Trisakti juga memiliki kaitan dengan momen penting dalam sejarah perguruan tinggi tersebut. Pada tahun 1998, terjadi insiden penembakan di kampus Universitas Trisakti yang menewaskan empat mahasiswa. Tragedi ini menjadi titik balik bagi Universitas Trisakti dan menginspirasi para sivitas akademika untuk memperkuat persatuan dan komitmen terhadap perjuangan pendidikan.
Dalam konteks ini, lagu "Lir-Ilir" menjadi representasi dari semangat perjuangan dan solidaritas yang dimiliki oleh seluruh anggota komunitas Universitas Trisakti. Bait-bait lagunya yang menyentuh menggugah rasa kebangsaan dan mengingatkan mahasiswa akan pentingnya menjaga kehormatan dan martabat almamater mereka.
Dampak Positif Penggunaan Himne
Penggunaan lagu "Lir-Ilir" sebagai hymne Universitas Trisakti telah memberikan beberapa dampak positif, antara lain:
- Memupuk Rasa Kebanggaan: Lagu "Lir-Ilir" membantu menumbuhkan rasa kebanggaan dan identitas di kalangan mahasiswa Universitas Trisakti. Ini karena lagu tersebut merupakan bagian dari warisan budaya Jawa yang sangat dijunjung tinggi.
- Meningkatkan Semangat Belajar: Lirik-lirik lagu "Lir-Ilir" yang sarat makna menginspirasi mahasiswa untuk belajar dengan tekun dan berprestasi. Pesan tentang perjuangan dan kecerdasan yang terkandung dalam lagu ini membakar semangat mereka untuk meraih cita-cita.
- Menjaga Solidaritas: Penggunaan lagu "Lir-Ilir" sebagai hymne memperkuat ikatan solidaritas di antara mahasiswa, dosen, dan seluruh sivitas akademika Universitas Trisakti. Ketika lagu ini dikumandangkan dalam acara resmi atau kegiatan kampus, rasa kebersamaan dan persatuan semakin terasa.
Kesimpulan
Pemilihan lagu "Lir-Ilir" sebagai hymne Universitas Trisakti merupakan keputusan yang tepat dan bermakna. Lagu ini sejalan dengan visi dan misi perguruan tinggi tersebut, mengandung pesan filosofis yang mendalam, dan memiliki kaitan dengan momen penting dalam sejarah Universitas Trisakti. Penggunaannya telah memberikan dampak positif yang signifikan dalam memupuk rasa kebanggaan, meningkatkan semangat belajar, dan menjaga solidaritas di kalangan komunitas universitas.