Jakarta – Nama Tri Sutanti mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Namun, di balik bayang-bayang kekuasaan Presiden Soeharto, sosok perempuan tangguh inilah yang menjadi istri pertama sang diktator.
Lahir pada 19 Juli 1933 di Solo, Tri Sutanti merupakan putri dari Raden Kartokusumo, seorang mantri tani. Ia tumbuh dalam keluarga sederhana dan sejak kecil sudah terbiasa bekerja keras.
Pertemuan dengan Soeharto
Takdir mengantarkan Tri Sutanti bertemu Soeharto pada 1947. Saat itu, Soeharto masih berpangkat mayor dan bertugas sebagai komandan Batalyon IX Divisi IV Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Sebuah pertemuan tidak sengaja di sebuah pesta menjadi awal kisah asmara mereka. Soeharto yang saat itu berusia 26 tahun langsung jatuh hati pada Tri Sutanti yang berusia 14 tahun.
Meskipun awalnya Tri Sutanti ragu karena perbedaan usia yang cukup jauh, ia akhirnya luluh oleh pendekatan Soeharto yang tulus. Mereka menikah pada 27 Juni 1949 di Solo.
Kehidupan Berumah Tangga
Tri Sutanti dan Soeharto dikaruniai enam anak, yaitu Guntur Soekarnoputra, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hardiyanti Rukmana (Tutut), Hutomo Mandala Putra (Tommy), dan Siti Hediati Hariyadi (Titiek).
Sebagai istri seorang tentara, Tri Sutanti harus menjalani kehidupan berpindah-pindah mengikuti tugas suaminya. Ia pun terbiasa dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan.
Meskipun begitu, Tri Sutanti selalu menjadi sosok penopang bagi Soeharto. Ia setia mendampingi suaminya dalam suka dan duka, termasuk saat Soeharto tertembak dalam peristiwa pengeboman Cikini pada 1957.
Peran di Belakang Layar
Meskipun tidak banyak tampil di depan publik, Tri Sutanti memainkan peran penting di balik kesuksesan Soeharto. Ia dikenal sebagai sosok yang cerdas, bijaksana, dan berwawasan luas.
Menurut kesaksian beberapa orang dekat Soeharto, Tri Sutanti sering memberikan masukan dan saran kepada suaminya dalam urusan politik dan kenegaraan. Ia juga dikenal sebagai sosok yang memiliki pengaruh besar dalam pergaulan sosial dan politik di kalangan istri-istri pejabat.
Kehidupan Setelah Soeharto
Setelah Soeharto lengser pada 1998, Tri Sutanti memilih untuk mundur dari kehidupan publik. Ia fokus mengurus keluarganya dan sesekali menghadiri acara-acara resmi.
Namun, pada 2010, Tri Sutanti menjadi sorotan media setelah terungkap bahwa ia memiliki kekayaan senilai triliunan rupiah. Kekayaan tersebut berasal dari saham-saham yang dibeli suaminya saat menjabat presiden.
Kasus ini sempat menjadi polemik, tetapi Tri Sutanti membantah tuduhan korupsi dan menyatakan bahwa kekayaannya diperoleh secara sah.
Meninggal Dunia
Tri Sutanti meninggal dunia pada 5 April 2010 di Rumah Sakit Pertamina, Jakarta, pada usia 76 tahun. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.
Kepergian Tri Sutanti meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan kerabatnya. Ia dikenang sebagai sosok perempuan tangguh, cerdas, dan setia, yang memainkan peran penting dalam kehidupan politik dan sosial Indonesia.
Meskipun namanya tidak sepopuler istri-istri Soeharto lainnya, Tri Sutanti menjadi bukti bahwa di balik kesuksesan seorang pemimpin besar, selalu ada perempuan luar biasa yang menjadi penopang dan inspirator.